Bercermin dari kehidupan Soni Wakwaw

Baru saja beberapa hari yang lalu saya menonton sebuah ajang penghargaan di salah satu tv swasta yang bertagline satu untuk semua.
Di acara tersebut menampilkan segmen ” I’m posible” dimana bintang tamunya adalah Soni Wakwaw dan keluarga.

Seperti kita ketahui, Soni wakwaw adalah salah satu pemeran dalam sinetron Mak Ijah pingin ke Mekah, sebenarnya nama aslinya adalah Soni kurniawan namun karena dia sering menyebut wakwaw maka dia lebih populer dipanggil Soni Wakwaw. Oh, iya. Saya juga sebnarnya bukanlah penggemar sinetron tersebut tapi apa salahnya mengenal pemainnya lebih dekat dari kisah hidupnya. Saya beruntung menyempatkan waktu menonton acara penghargaan tersebut karena dari situ membuka mata kita bahwa apa yang kita lihat belum tentu seperti apa yang kita pikirkan. Jujur saja saat menonton sinetron tersebut rasanya kurang menarik.

Langsung saja, Di segmen tersebut, diceritakan singkat bagaimana kehidupan soni wakwaw yang berasal dari keluarga tidak mampu, ayahnya hanyalah seorang pengepul barang bekas ( kalo tidak salah), dan ibunya hanya bekerja sebagai seorang buruh cuci dari satu rumah ke rumah lain (maaf lagi kalo salah) , lalu orang tuanya bercerita bahwa soni sejak kecil memiliki kekurangan pada fisiknya yaitu kurang penglihatan, pendengaran. Hal itulah yang menjadi kendala soni sehingga dirinya tidak naik kelas hingga 3x, yang padaakhirnya sekolah memutuskan untuk mengeluarkan soni dari sekolahkarena tidak dapat mengikuti pelajaran, dan gurunya menyarankan agar soni dapat diseklahkan di sekolah luar biasa. Namun keterbatasan ekonomi membuat soni terpaksa tidak melanjutkan sekolahnya dan dia hanya diajarkan pelajaran seadanya oleh ibunya di rumah.

soni pun memutuskan untuk membantu ayahnya bekerja sepertimendorong gerobak barang bekas. Hal tersebut padahal sudah dilarang ayahnya tetapi soni tetap melakukannya
” waktu itu sayang bilang gausah dibantuin, biarin aja, . Dia tetap diam dan saya tetap menarik gerobaknya. Hingga gerobaknya terasa ringan, saya lihat kebelakang ternyata soni ikut membantu mendorong”

Mulia sekali bukan dia?. Dia tidak mau tau kalau dia ikut membantu karena kalau ayahnya tau ia ikut membantu pasti ayahnya melarang lagi, jadi dia mengendap ngendap untuk membantu meringankan pekerjaan ayahnya. Selain itu soni juga bekerja menjadi tukang parkir di lokasi syuting “Mak Ijah Pingin Ke Mekah” . Hingga pada suatu saat produser dari sinetron tersebut mulai memperhatikan soni

” saat itu saya lihat dia menjadi tukang parkir lalu lama kelamaan kesini-sini dia jadi ikut membantu kru di di lokasi “ (mungkin membanatu mengangkat barang atau sebagainya)

Lalu pada suatu saat dia ditawari ikut syuting karena dinilai lucu juga karena yang dia bisa katakan hanya ” bapa mana .. Bapa mana”
Dari honor awal-awalnya dia dapat membantu perekonomian keluarganya

” dia pernah bilang ke saya kalau dia ikut syuting, memang saya pernah liat beberapa kali dia di tv , dia pulang ke rumah membawa uang 30rb awalnya kadang juga lebih dari itu, hasil uangnya diserahkan kepada saya” ujar ibunya

Soni wakwaw juga senang berbagi dengan saudaranya, dia kalau punya uang dibelikan makanan, makanannya dibagi bagi sama saudaranya.
Saya lupa siapa yang menurutkan ini , bahwa saat itu soni sedang jadi tukang parkir, hasil dari uangparkir tersebut dia kumpulkan lalu dia belikan makanan di mini market dan lalu dibagi-bagikan kepada kru-kru di lokasi shyuting.

Saya yang mendengarnya pun tersentuh, dia yang masih dalam kekuranganpun masih bisa berbagi.
Orangtuanya pun bersyukur karena soni dapat mengangkat derajat keluarganya.
Dari hasil soni bekerja, soni akhirnya dapat membantu keluarganya pindah rumah dari rumah kardus ketempat rumah kontrakan yang lebih layak.
Tetapi, dari acara tersebut soni wakwaw di beri berkah dan rezeki Allah yang lebih banyaklagi, melalui tangan-tanganpara dermawan akhirnya Soni mendapatkan satu unit rumah tanpa mengontrak lagi.

Dari kisah hidup tersebut saya jadi berpikir, pantaskah saya mengeluh dengan kondisi yang bisa dibilang kehidupan saya lebih beruntung dari soni. Sementara soni dalam keterbatasannya masih dan mau berbagi dengan sesama. Hal tersebut juga memberi peringatan kepada sya agar saya tidak lupa menyisihkan rejeki saya untuk orang yang membutuhkan.
Hal tersebut membuktikan bahwa rejeki Allah tidak pernah salah dan siapapun yang ikhlas membagi rejekinya niscaya Allah akan tambahkan berlipat-lipat ganda.
Aaminn YaRabal Alamin.

Tinggalkan komentar